Rabu, Oktober 27, 2010

Nyeri Perut Sebelah Kanan

Beberapa hari ini kurasakan perut sebelah kananku sering terasa nyeri dan sesak ... kupikir karena magh kumat, tapi kuingat2 aku tak terlambat makan ... Perut sering kembung, sering bersendawa terutama ketika sholat atau duduk. Kemudian aq menjelajahi mbah google, serem juga ternyata macam2 penyakit dengan diagnosa yang kusebutkan.

Berdasarkan situs (http://www.resep.web.id/kesehatan/nyeri-perut-mungkin-anda-kekurangan-enzim.htm) .... Kalau nyeri perutnya di perut bawah, menurut dr Ari Fahrial, kemungkinan seseorang terkena usus buntu, usus besar, infeksi kandung kemih, kista ovarium, kehamilan ektopik, tumor usus hingga sindrom malabsorsi yang makin menggejala di masyarakat.

Apa itu sindrom Malabsorsi??
(Kekurangan Enzim)

Sindrom malabsorsi terjadi akibat pola hidup dengan makan tidak seimbang. Sehingga proses penyerapan dan pencernaan makanan terganggu, karena sejumlah enzim untuk memecah bahan makanan itu tidak cukup. Sebagian bahan makanan yang masuk tubuh akan terbuang percuma.

“Pemahaman masyarakat tentang pengaruh enzim terhadap pencernaan masih sangat rendah. Orang selalu mengaitkan masalah pencernaan dengan penyakit maag,” katanya.

Jika seseorang terkena sindrom malabsorsi, secara perlahan tubuh mengalami kurang gizi kronis, meski telah makan sesuai aturan “4 sehat 5 sempurna”.

“Tubuh menjadi rentan terkena penyakit. Gampang terkena flu dan sakit-sakitan. Minum aneka suplemen vitamin dan mineral tidak membantu, karena yang dibutuhkan adalah sebenarnya enzim untuk membantu percernaan menyerap zat-zat makanan yang dibutuhkan tubuh,” tuturnya.

Untuk mengenali seseorang apakah terkena sindrom malabsorsi, menurut dr Ari Fahrial, caranya cukup mudah. Yaitu, selain mengalami gejala-gejala mirip penyakit maag, penderitanya juga sering bersendawa dan buang angin (kentut), gampang terkena diare dan sering terdengar dari dalam perut suara usus “kriuk-kriuk” seperti orang kelaparan.

“Untuk pastinya bisa konsultasi ke dokter. Dokter akan memeriksa feses (kotoran) apakah ditemukan adanya lemak, protein atau karbohidrat. Jika ada, itu tandanya anda terkena sindrom malabsorsi. Untuk mendukung hal itu akan dilakukan pemeriksaan enzim darah,” katanya.

Ditanya faktor penyebab terjadinya gangguan enzim, dr Ari mengatakan, bisa secara genetik atau diturunkan dari orangtua, faktor usia akibat organ tubuh yang menua atau bisa juga disebabkan perubahan gaya hidup yang membuat kerja pankreas sebagai penghasil enzim untuk pencernaan tidak optimal.

Dijelaskan, tubuh membutuhkan sejumlah enzim dalam memproses makanan dalam saluran cerna. Enzim amilase untuk memecah amilum (karbohidrat), enzim laktase untuk mengurai laktosa, enzim lipase untuk memecah lemak (lipid) di usus halus menjadi gliserol dan asam lemak. Enzim pepsin untuk memecah protein di lambung serta enzim tripsin dan kimotripsin (enzim pankreas) yang memecah protein.

Enzim merupakan protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk semua reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh. Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar liur di bagian mulut.

“Jika tubuh kekurangan enzim, perut mudah berontak saat mengkonsumsi makanan-makanan tertentu. Karena itu penderita mudah sekali terkena diare,” katanya.

Kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar pankreas. Di dalam tubuh terdapat dua golongan enzim yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator dan enzim metabolisme yang bertanggungjawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh.

“Kurangnya satu jenis enzim umumnya disertai oleh kurangnya enzim yang lain. Ganguan kekurang enzim yang kronis dapat menyebabkan penderita mengalami kurang gizi, yang menyebabkan berat badan berkurang dan daya tahan tubuh juga menurun,” kata dr Ari.

Untuk mengatasi masalah kekurangan enzim ini, dr Ari Fahrian menyarankan, agar melakukan diet terutama mengurangi makanan yang berlemak, keju serta coklat. Selain juga banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai gudang produksi “enzim”.

“Bila gaya hidup tidak memungkinkan seseorang makan banyak buah dan sayur setiap hari, sudah ada obat untuk mengatasi malabsorbsi melalui suplementasi enzim,” kata Ari Fahrial yang pernah mendapat gelar dokter puskesmas berprestasi tahun 1993.

Satu produk yang sebelumnya diresepkan dokter untuk mengatasi masalah kekurangan enzim adalah Enzyplex, produksi Medifarma Laboratories, Inc.

Seperti dikemukakan Brand Manager Enzyplex, dr Maria Margaretha mengatakan enzyplex kini dapat dibeli tanpa resep dokter. Produk tersebut juga dilengkapi dengan zat anti kembung dan vitamin B kompleks untuk membantu meningkatkan proses metabolisme.

Maria menjelaskan Enzyplex yang diproduksi PT Mediafarma Laboratories dapat mengatasi gangguan enzim pencernaan akibat kecenderungan pola makan masyarakat yang buruk misalnya karena makan terburu-buru, makanan yang berlebihan terutama yang mengandung lemak.

“Usia yang bertambah juga mengakibatkan enzim yang diproduksi tubuh kita semakin menurun,” kata Maria Margaretha.

Ketika ditanyakan apakah produk tersebut akan menimbulkan ketergantungan, Maria mengatakan, Enzyplex tidak mengandung bahan yang membuat seseorang tergantung pada produk tersebut. Namun, jika seseorang sudah menderita kekurangan enzim maka mau tak mau harus sering mengkonsumsi obat tersebut, bila tidak ingin mengalami derita sebelumnya.

“Itulah sebabnya yang membuat orang seakan tergantung pada obat tertentu. Karena perasaan nyaman itu akan hilang begitu obat dihentikan, karena tubuh memang membutuhkan zat yang terkandung dalam obat tersebut. Jika tidak, lakukan hal yang alami seperti banyak-banyaklah mengkonsumsi buah dan sayuran sebagai pengganti suplemen obat tersebut,” kata Maria.

Nah, celakanya aku memang kurang konsumsi sayur dan malas pergi ke dokter. Benar2 orang Indonesia, selalu menerka2 kemudian datang ke dokter setelah penyakitnya menjadi parah ... OMG, semoga bukan apa2, semoga masuk angin biasa @_@ ...



2 komentar:

emylove-emylove mengatakan...

so.. apa hasil diagnosa u pd diri u sendri..?? take care, mgkn itu tanda2.. hmm..?? hehehe..

Bertie mengatakan...

dak tau ah ....