Minggu, Agustus 08, 2010

Marhaban Ya Ramadhan


Assalamualaikum.Wr.Wb.

Allah SWT berfirman : " Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu puasa,sebagaimana juga pernah di wajibkan atas ummat-ummat sebelum kamu semua itu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa "

Kaum Muslimin , Muslimat yang di rahmati Allah :

Sering sekali kita menyatakan " Marhaban ya Ramadhan " (Selamat Datang wahai bulan yang penuh Rahmat) Ada baiknya kita saling mengingatkan apa itu makna kata " Marhaban ",agar kita semakin memahami apa yang akan kita ucapkan dan lakukan.

"Marhaban",berasal dari akar kata " rahiba " yang artinya " selamat datang "."Welcome,bahasa langitnya"

Kata " marhaban " ini, juga berarti " kelapangan ", jadi tamu yang kita sambut penuh dengan kelapangan hati.Kata ini tidak sama dengan ahlan wa sahlan, yang berrati sama juga " selamat datang ".. Maknanya lebih
luas.Oleh sebab itu dalam menyambut bulan puasa Ramadhan sering di sebut marhaban, bukan ahlan wa sahlan.

Sementara kata " ramadhan ". berasal dari kata " Ar Ramdu ", yang artinya " kegoncangan ", jadi di bulan ini penuh cobaan dan goncangan.

Mengapa bulan ini dinamakan bulan ramadhan?

Orang Arab zaman dahulu kala, sebelum ada nama-nama bulan Islam (hijriyyah seperti sekarang ini), mereka juga punya nama, seperti nadir, dan sebagainya itu.

Namun tatkala Islam datang, maka mulailah di sesuaikan nama bulan tersebut dengan kondisi yang ada. Seperti Dzul Qa'edah, yang artinya (duduk), maksudnya pada bulan itu, kala itu orang Arab tidak melakukan
peperangan, atau tidak di bolehkan berperang, maka di sebutlah bulan yang sesuai dengan kondisinya yaitu " Dzul Qaedah ".

Begitupun Dzul hijjah (bulan untuk berhaji),dan sebagainya, maka termasuklah bulan Ramadhan ini, dimana kala itu cuaca sangatlah panasnya, penuh ke goncangan, maka disebutlah bulan itu dengan Ramadhan (goncang).

Jadi pada bulan inilah muslimin menghadapi kegoncangan, ujian nan tiada taranya, yang jarang kita rasakan di hari-hari biasa.Di sana kita bukan sekedar menahan lapar dan dahaga saja, tetapi nafsu, baik itu
amarah, sexualitas, yang tidak di perbolehkan hubungan intim di siang harinya.Menahan diri dari segala macam hal yang dapat merusak pahala puasa itu.

Di dalam bulan Ramadhan ini, ada sebuah hadist menyatakan bahwa bulan itu, dimana pintu syurga di buka, di tutup pintu neraka, di belenggu
syetan-syetan.

Bermacam penafsiran ulama dalam hal ini.Ada yang menafsirkan secara letter, seperti Al Qurthubi di dalam bukunya tafsir Al ahkam.

Memang di bulan ramadhan itu benar-benar di buka pintu syurga, di tutup pintu neraka, dan dibelenggu syetan-syetan. Lantas mengapa sampai ada juga yang sampai berbuat maksiat di bulan ini ?

Karena jelas, orang itu sendiri yang membuka buhulnya. Bukankah ia hanya sekedar di ikat.bayangkan saja kalau benda di ikat, atau mayat d ikat, masih bisa terbuka kembali bukan.Jadi ia hanya sekedar mengurangi, bukan menghilangkan sama sekali, yang mana sewaktu-waktu bisa terbuka kembali, tergantung si empunya barang
tersebut.

Ada lagi yang menafsirkannya dalam " majazi " (kiasan).maksudnya, pintu syurga itu terbuka untuk kita beramal sebanyak-banyaknya, karena bulan ramadhan amal ibadah d lipat gandakan.

Dimana pintu neraka tertutup, karena kita menahan diri dari hal-hal yang terlarang, kecil kemungkinan pintu neraka itu terbuka.

Kalau pintu neraka sudah tertutup, tentu syetan-syetanpun terbelenggu.Alias ngak dapat berbuat apa-apa.

Penafsiran ketiga adalah penafsiran dari Syeikh Mutawalli As Sya'rawi Ra, yang meninggal kalau saya tidak salah tahun 1998 kemaren, ulama kontemporer, yang banyak menerbitkan buku-buku, dimana berpendapat
: yang di maksudkan hadist di atas adalah " kalimat tersebut merupakan suatu berita , yang berisikan perintah ".

Maksudnya , jadikanlah oleh kamu wahai ummat yang beriman, agar pintu syurga terbuka, dengan amalan ibadah kamu, dan tertutupnya pintu neraka, karena kamu menjauhkan perbuatan maksiat, belenggulah oleh kamu Syetan itu dengan amal ibadah dan dzikir pada Allah
SWT.

Itulah penafsiran tentang hadist diatas.yang mana menurut hemat penulis, tujuannya sama saja, jadi boleh di pakai yang mana saja.

Mungkin dalam hal penyambutan bulan ramadhan ini dapat kita beri contoh Illustrasi didalam sikap seseorang menyambut bulan suci ini,dengan seseorang yang akan menerima tamunya.

Ada diantara kita yang bersikap .

1).Biasa-biasa saja menghadapi tamu yang akan datang itu. Karena kita menganggap tamu tersebut tidak begitu penting artinya buat kita.

2).Ada sikap kita Gembira sekali menerima tamu kita tersebut, karena tamu itu sudah lama kita nanti-nantikan, dan yang sangat kita harapkan.
Seumpama seorang wanita akan menerima calon pasangan dan mertuanya yang akan datang melamarnya. Hati kala itu deg-deg kan, plus kembang kempis nafas. Takut-takut kalau nantik penampilan dihadapan mertuanya ngak bagus, atau sikapnya yang ngak beres,
serta pelayanannya baik itu rumah yang kotor,atau makanan yang kurang enak.

3).Menghadapi tamu tersebut dengan sikap kebencian. Perasaan kita bawaannya kesal saja, kalau tamu itu yang datang.Jangankan untuk bersih-bersih rumah, dan menyiapkan makanan, tak jarang pula kita berusaha mengelak dengan memberikan beribu alas an bahwa kita
tidak sedang di rumah, lagi sibuk,atau segala macam alas an yang dibuat-buat lainnya.

Semua ini berdasarkan pada hal-hal sebagai berikut :

A).Tamu yang datang itu apakah berbobot bagi kita apa
tidak, pentingkah atau tidak penting. Lihatlah bagaimana Gubernur menyambut Presiden yang akan datang kedaerahnya,segala jalan-jalan umumpun tak jarang harus di tutup. Karena yang akan datang adalah seorang presiden yang cukup penting dalam kariernya.

B).Kondisi kita.Kalau keadaan kita lagi sibuk, meskipun sesibuk apa, kalau yang datang itu adalah tamu yang cukup penting bagi kita, bisa jadi kita akan men cancel semua program-program lainnya, atau
menguranginya . Misalkan kita ada janji dengan seseorang,atau ada rapat dan pertemuan dengan karyawan ,tapi dikarenakan akan datang kerumah kita tamu maha penting, maka kita men cancel rapat, janji dan
pertemuan itu, demi untuk mempersiapkan dan menyambut
serta melayani tamu yang sangat kita harapkan kedatangannya itu.

Apa yang harus kita lakukan dalam penyambutan tamu
tersebut ??

Pertama : Kita Warning Up. ( Pemanasan )

Pada bulan ramadhan itu,sebelum masuknya bulan ramadhan, kita akan pemanasan dulu, yaitu dengan puasa Sya'ban sesekali.Serta meminta maaf dan memaafkan semua orang tanpa terkecuali.

Kedua :Bersih-bersih.

Biasanya kalau menyambut tamu yang akan datang, kita bersih-bersih rumah dulu, kalau sudah bersih lebih di rapikan lagi. dan dibersihkan lagi. begitupun pada penyambutan bulan suci ini, kita bersihkan semua
penyakit yang ada di hati kita. Hati kalau tidak bersih maka,meskipun tamu itu datang ke rumah kita, InsyaAllah,ia tidak akan merasakan kedamaian dan ketenangan di dalam jiwa kita, tamu tersebut serasa
ingin cepat saja keluar dari rumahnya.karena apa? Karena bagaimanapun sang tamu akan merasakan bagaimana sang pemilik hati rumah itu. Semua hutang-hutang hendaklah dibayar.

Ketiga :
Membuat Planning ( perencanaan ).

Membuat kerangka apa yang harus dilakukan dan di persiapkan.Kemana tamu tersebut akan dibawa, apa yang harus kita siapkan untuknya, makanan apa yang harus di beli dan dimasak, serta lain sebagainya itu.
Begitupun dengan menyambut bulan suci ini. Kita planningkan apa kegiatan di bulan ini yang harus kita lakukan. Apakah sama saja kegiatan kita pada hari biasanya, atau bulan ini berbeda dari bulan-bulan yang
lain, itu semua tergantung kita merencanakannya.


Target-target seperti berapa surah kita harus baca nantiknya, serta berapa kali kita khataman Qur'an di bulan ramadhan. Sunnah apa yang akan kita kerjakan, serta infaq sebanyak apa yang akan kita berikan pada
faqir miskin, dan kaum yang membutuhkan. Juga sikap ketenangan dan kesabaran bagaimana yang harus kita siapkan,semua itu hendaknya direncanakan dari awal.

Keempat : Evaluasi.

Setiap hari kita mengevaluasi diri kita.Kita tanyakan dalam hati , apakah penyambutan kita terhadap tamu tadi sudah baik dan puas kita merasakannya apa belum. begitupun dengan bulan Ramadhan, setiap hari hendaklah kita mengevaluasi diri.

(Guru yang baik,selalu menguji dan mengevaluasi murid-muridnya baik sebelum masuk pelajaran baru, ataupun setelah di terangkan pelajaran yang baru diajarkan).

Begitupun dengan Muslim yang baik, selalu mengevaluasi dirinya, sepanjang hari , apalagi disaat bulan ramadhan ini. Inilah masa dan waktunya untuk banyak merenungkan dan mengintropeksi diri sendiri.

Kita Tanya diri kita,berapa kali kita menghadapi bulan ramaddhan,apakah bulan-bulan yang berlalu, akan sama juga kwalitasnya dengan bulan sekarang?.

Apakah kita rela, puasa kita akan sama dengan puasa yang berlalu itu ?
Rasulullah SAW bersabda " Menyesal ,menyesal,menyesal dan merugilah bagi orang yang berpuasa,yang mana ia dapatkan dari puasanya itu Allah tidak mengampuni dosa-dosanya,dan betapa banyak dari orang yang berpuasa itu yang ia dapatkan tidak lain dan tidak bukan kecuali lapar dan dahaga saja ". (Naudzubilahi mindzalik)

Kelima : Service kita terhadap tamu.

Dalam menghadapi tamu,biasanya kita memikirkan service apa yang akan kita persiapkan untuknya. Begitupun pada bulan ramadhan ini, kita persiapkan service kita sebaik-baiknya. Dalam hal ini kita dilarang kikir,
pelit.Kita harus siap berkorban material, kita harus siap menyediakan duit untuk menservice tamu dan bulan ramadhan itu.

Jangan sungkan-sungkan,untuk bersedeqah di bulan ini, ingatlah pahala di bulan puasa ini berlipat ganda,sampai 70 kali lipat banyaknya.Seperti yang saya sampaikan sebelumnya,puasa Ramadhan adalah bulan
Discount besar-besaran.

Ketika kita berpisah, tamu tersebut terharu , dan sedih kala berpisah dengan kita, sampai di rumahnya, ia akan kenang selalu penyambutan kita itu. Begitupun tatkala Ramadhan, kita sering menangis berpisah
dengannya.

Diriwayatkan " para Malaikat di akhir bulan Ramadhan menangis,karena akan pergi lagi bulan dimana saat itu Allah menurunkan rahmat,pengampunan,serta pembakaran dosa-dosa.
Dan Para Sahabatpun zaman dulu sering menangis saat berpisah di bulan ramadhan ini.

Bagaimana menyambut bulan puasa ini dapat kita ilustrasikan seperti bagaimana kita mengisi botol yang kosong.

Bila kita ingin mengisi botol , hendaklah terlebih dahulu kita kosongkan air di dalamnya, dan jangan ada goyang-goyang (botol yang goyang, alias hati kita goncang dan ragu, tidak kan mungkin kita dapat mengisi
botol dengan baik).

Bersihkan sebersih-bersihnya dulu botol tersebut, lantas isilah dengan tenang, buka tutupnya (mana mungkin botol diisi kalau tutupnya ada, atau ia tertutup)

Buka tutupnya, maksudnya buka pintu hati kita, untuk siap menerima isinya.jangan sampai hati kita tertutup.

Bersihkan hati, lunasi segala hutang-hutang, minta maaf atas kesalahan, ziarah, silaturrahmi pada saudara, tetangga.jangan sampai ada sedikitpun rasa kebencian, iri, sak wasangka buruk,atau kemarahan,
apalagi dendam di hati kita , bila memang kita benar-benar isi botol itu jernih kelaknya.

Sepanjang masih ada warna-warni bekas-bekas kotorang di botol itu, sepanjang itu pula, ia akan tetap kelihatan kotor alias tidak jernih. Maka jernihkan isi botol itu dulu, cuci ia sebersih-bersihnya dari segala
macam penyakit hati.

Lantas setelah bersih, isilah botol dengan tenang, bukan goyang, buka pintu hati kita.

Demikian dulu sekedar penyambutan dan hadiah saya buat seluruh Ummat Muslimin dimanapun berada.

Di sisni saya pribadi beserta seluruh keluarga memohon maaf atas segala kesalahan, baik yang terang-terangan, ataupun tersembunyi, disengaja, ataupun tidak disengaja.


Selamat menjalankan ibadah puasa.
Wassalam.

Copas From Umar Said






Tidak ada komentar: